HAKIKAT DAN SYARIAT

 Hakikat dan syariat

Alhamdulillah segala puji hanyalah milik allah yang maha kuasa, segala sesuatu yang terjadi di dunia dan akhirat atas kehendak allah subhanahu wa ta'ala adapun allah menciptakan seluruh makhluk yang ada di dunia 7 alam dan di akhirat segalanya allah ciptakan dengan "perantara" nur muhamnad SAW dan apabila seseorang meyakini suatu perkara bukan atas kekuasaan dan kehendak nya allah maka dia telah rusak tauhidnya , apabila dia meyakini ada sesuatu yang memberi pengaruh terhadap apa yang terjadi baik di dunia maupun di akhirat maka dia musyrik karena menyekutukan allah dalam perbuatan allah

Adapun meyakini kalau tuhan itu 2 atau menyembah selain allah itu juga musyrik 

Musyrik adalah menyekutukan allah SWT dalam dzat , menyembah dan perbuatan

Musyrik dalam dzat yaitu menyakini bahwa allah ada 2 atau meyakini ada tuhan selain allah

Musyrik dalam menyembah yaitu menyembah kepada allah sambil menyembah kepada yang lain 

Musyrik dalam perbuatan yaitu meyakini bahwa ada yang berbuat sesuatu di luar perbuatan allah SWT 

maka kita yakin segala sesuatu atas kehendak allah, tidak ada makhkuk satupun yang allah izinkan untuk berkendak sesuka hatinya, maka kita meyakini setiap hari yang memberi rizki itu allah walaupun kita di beri makan nya oleh orang tua atau oleh bos kita maka kita yakin itu adalah kehendak allah perbuatan allah bukan perbuatan orang tua atau bos, apabila kita meyakini bahwa orang tua kita memberi makan maka kita musyrik , adapun orang tua itu hanya perantara kita dalam memberinya allah rezeki kepada kita begitu juga berbuat maka manusia tidak pernah berbuat sesuatu yang mengerjakan perbuatan itu Allah SWT , maka kita yang berbuat dengan perbuatan yang hakikatnya dikehendaki oleh allah ini oleh allah di kehendaki dari mulai lahir di urus oleh allah dengan perantara orang tua sampai dikehendaki dewasa oleh allah dan allah kehendaki kita bisa mengurus diri sendiri yang perbuatan itu sebenarnya adalah perbuatan allah bukan kita yang memang bisa mengurus diri sendiri sampai allah takdirkan manusia untuk menikah dsb

Manusia hanya di perbolehkan meminta kepada allah bukan meminta kepada makhluk sebagaimana firman allah :

اياك نعبد و اياك نستعين

Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami meminta pertolongan

Itu secara hakikat karena secara syariat kita tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia dari mulai sejak kecil sampai dewasa manusia itu makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri secara syariat maka agama membolehkan manusia untuk meminta kepada makhluk  (dalam arti disini bukan manusia saja tetapi seluruh alam)

Makhluk dalam tauhid adalah seluruh ciptaan allah dan allah adalah kholiq yaitu yang maha menciptakan, nah disini mulai terlihat jelas mana hakikat mana syariat

Manusia meminta kepada makhluk apapun mau itu manusia , jin , hewan ,tumbuhan malaikat dsb kalau meminta secara syariat tidak meyakini tuhan kepada yang di minta tetapi meyakini dia ( yang diminta ) sebagai perantara maka itu tidak musyrik

Contoh 1 :

Ketika anak meminta uang kepada orang tua   anak itu tidak meyakini bahwa orang tua punya uang karena uang hakikatnya adalah milik allah  tetapi anak itu meminta syariat kepada orang tuanya yang bisa memberi secara syariat uang tersebut

Contoh 2 :

Dari zaman sebelum ada telepon dan kantor pos orang biasa meminta tolong/ menyuruh kepada burung merpati untuk mengirim surat dan ini tidak musyrik karena meyakini merpati hanya sebagai syariat

Contoh 3 :

Tatkala nabi muhammad sedang isra mi'raj ketika nabi di kejar oleh jin ifrit dan malaikat jibril menawarkan doa untuk berlindung dari jin ifrit ini nabi langsung memintanya kepada jibril, dan meminta ini adalah meminta syariat yang artinya kita boleh minta kepada malaikat

Contoh 4 :

Tatkala nabi sulaiman meminta tolong kepada jin untuk memindah kan singgasana ratu bilqis dan nabi sulaiman tidak meyakini bahwa jin ifrit bisa memindahkan singgasana yang memindahkan singgasana itu adalah allah dengan perantara jin ifrit

Dapat disimpulkan bahwa baik itu ziarah kubur, meminta kepada wali, kepada nabi, kepada dukun meminta tolong ke pawang hujan, membuat sesajen, sedekah bumi, itu kalau didasari dengan keyakinan hanya melakukan perantara kepada makhluk dengan hakikatnya tuhan hanya Allah dan Allah yang mengatur segala sesuatu maka itu tidak musyrik



Writed by Muhammad wahyudin


Postingan populer dari blog ini

Kemajuan Negara Indonesia: Perspektif Struktur Organisasi, Partisipasi dan Keterlibatan, serta Kebebasan Berorganisasi

SESAT BERPIKIR KH IMADUDDIN USTMAN

FILOSOFI TASBIH