Animisme dan dinamisme tidak musyrik jika dipahami dengan tauhid
Animisme dan dinamisme tidak musyrik jika dipahami dengan tauhid
Dalam sejarah di nusantara agama awal sebelum masuk hindu budha itu adalah kepercayaan animisme dan dinamisme secara definisi Animisme adalah kepercayaan pada roh nenek moyang dan roh lain yang memengaruhi kehidupan manusia. Dinamisme, sebaliknya, meyakini kekuatan gaib yang terdapat dalam benda-benda alam seperti batu, pohon, dan air. Biasanya praktek animisme dinamisme itu sendiri dipraktekan dengan membuat sesajen dan disimpan di pohon atau di berikan ke laut sebagai bentuk penghormatan kepada arwah para leluhur
Ketika Islam masuk oleh walisongo, walisongo tidak serta merta menghilangkan budaya tersebut melainkan melakukan asimilasi kebudayaan dengan keislaman, sehingga dalam prakteknya walisongo berdakwah dengan pendekatan kebudayaan. Meski sekarang indonesia sudah menjadi agama mayoritas muslim tapi tetap saja ada yang masih memiliki kepercayaan terhadap alam dan para arwah dengan memberikan sesajen. Kalau dipahami bahwa para arwah dan alam itu (dalam kepercayaan animisme dan dinamisme) itu dianggap tuhan kedua setelah allah maka itu musyrik tapi kalau dipahami dengan pemahaman tauhid. Dengan menganggap bahwa para arwah dan alam semesta itu sebagai makhluk meskipun dihadiahi sesajen sebagai bentuk penghormatan itu tidak akan jatuh kepada syirik. Selagi masih meyakini tuhan itu hanya Allah. Dan para arwah serta alam itu bukan tuhan melainkan makhluk yg pantas dihormati. Seperti menghormati kepada kedua orang tua itu maka kita juga harus hormat kepada alam dan arwah yg telah ada sebelum kita. Karena manusia dengan alam itu adalah saudara semakhluk. Masih sama sama makhluk Allah.